Saya ada satu bahan diskusi yang dilontarkan oleh salah satu sahabat saya Army Alghifari di group Telegram saya.
Saya taruh disini, BARANGKALI ada yg kebetulan mengalami hal yang sama dan mungkin mencari jawaban.
Ini bahan diskusi/pertanyaannya:
Pertama …
Semua hal diatas, sangat tidak masalah KALAU di awal jelas akadnya.
Misal di awal akadnya si B ke A adalah: “gw butuh bantuan lu nih. Kalo bisnisnya jalan, kita bagi hasil sebesar 50:50. Tapi jujur aja, gw judulnya minta bantuan sih. Bukan ngajakkin bisnis bareng. Karena begitu ternyata bisnisnya jalan dan makin maju, gw pengennya jalan sendirian lagi. Lu sama gw kelar”.
Kalau akadnya sejelas itu, pengajuan dari si B diterima dan disetujui oleh si A, maka kasus diatas CLEAR.
Pihak A, harus terima. Lah udah sampe akad didepan! Gak boleh gondok!
Jadi sebelum lanjut, point penting yg saya coba sampaikan dan ingatkan adalah: AKAD musti jelas.
AKAD diperjelas didepan bukan berarti “itung – itungan banget sih!”.
Tapi justru karena sanking gak mau jadi hitung – hitungan beneran di hati dan otak, makanya diperjelas di awal.
AKAD di diperjelas didepan bukan berarti “yailah sama temen aja gitu amat sih!”.
Tapi justru karena sanking ingin menjaga pertemanan, makanya hal – hal yang bisa menghancurkan pertemanan, dibabat tuntas di awal.
Oke.
Sekian soal akad.
Kedua …
Nah sekarang bagaimana kalau kejadian diatas, terjadinya yang tiba tiba kejadian.
Yang gak pernah ada akad dengan jelas didepannya???
Begini.
Kita posisikan Anda sebagai posisi si A. Lagi yang gak terima dengan langkah mendadaknya si B yang main mau ngekick Anda begitu aja.
Anda cukup bertanya begini ke dia:
Woi bro, misalkan nih yaaaaaaa. Ini misalkan. Misalkan anak tersayang lu dibunuh sama preman diujung jalan sana.
Lu mau gak hanya sekedar digantiin dengan uang sejumlah yang sudah lu keluarkan selama lu merawat anak lu dari mulai lahiran, sampai dia dibunuh? Mau gak?
…. …. ….. temen Anda (si B), PASTI akan menjawab dengan jawaban yang intinya adalah: “Ya Gak Terimalah!”.
Disini, Anda cukup dengarkan aja jawaban dia. Apapun jawaban dia. Kita pakai untuk memberikan dia kesadaran akan hal itu.
Misal jawaban dia adalah: “Ya kagaklah! Lu kata ini soal duit doang! Lah gw capek – capek ngerawat dia, ngedidik dia, mikirin dia, sayang sama dia”.
Nah apapun jawaban dia, tinggal dibalikkin aja.
Nah sama bro. Pas lu minta bantuan gw. Gw bantuin lah. Karena lu temen gw. Kebetulan bantuinnya gw berhubungan dengan bisnis yang akhirnya dijalanin berdua.
Gw sebenernya disitu gak hanya bantuin pake duit bro. Tapi juga pake waktu, tenaga, perhatian gw, fokus gw, pengalaman gw, dll yang akhirnya gw mencintai bisnis ini mungkin sama seperti lu mencintai bisnis ini.
Nah sekarang lu minta gw keluar dengan lu memberikan hak gw yang 50:50? Menurut lu cukup? Ya cukup untuk soal bagi hasilnya. Nah tapi gimana nih lu gantiin pengorbanan gw yang lain? Waktu, tenaga, pengalaman, fokus, dll?
Udah bukan soal pembagian hasil lagi ini bro. Gw udah hidup dengan bisnis ini. Gw udah juga mencintai bisnis ini sama seperti elu mencintai.
Kalau lu tetep emang mau ngeluarin gw, oke kasih gw sebuah jawaban yang jawaban itu adalah yang gw berikan ke elu jika posisinya dibalik. Elu yg gw suruh keluar, terus gw lagi menego lu dan gw harus memberikan jawaban.
Nah silahkan kasih tau gw jawaban itu apaan.
…..
Sampai situ, Anda selesai.
BIARKAN dia yg berfikir keras!
Jangan sampe Anda yg terjebak dengan keadaan dimana Anda keberatan, terus Anda ditanya dia dengan pertanyaan ini: “Yaudah lu maunya gimana deh”.
Jangan sampe!
Karena apa?
Pertama:
Jujur aja, Anda posisi yang emang gak mau dikeluarkan kan? Yaudah pertahankan itu. Jangan jadi mengiyakan ajuan dia supaya Anda keluar.
Kedua:
Kalau anda yg jadi mikir atas pertanyaan dia yang “Yaudah lu maunya gimana deh?”, dia menang banyak. Kemauan dia buat Anda keluar terwujudkan, PLUS Anda yang harus MIKIR KERAS apa yang dijadikan sebagai gantinya dengan keluarnya anda.
MENANG BANYAK DIA!
Lah kalo dia mau mengeluarkan anda, dia yang harus memikirkan apa ganti yang pas buat menggantikan kerelaan supaya Anda keluar. Dia yang harus memikirkan!
So, silahkan balikkan saja pertanyaannya ke dia. Biar dia yang mikir. Biar dia paham, MIKIRIN satu jawaban aja susah. Nah padahal anda selama ini telah membantu bisnis itu dengan segala pemikiran keras Anda.
Oke itu kalau Anda yang jadi A.
Sekarang gimana kalau anda yang ada di posisi B?
Hehehe. Silahkan analogi pembunuhan tadi, ditanyakan kepada diri anda sendiri?
Relakah hanya diganti dengan sejumlah uang?
Teman Anda disana sedang bingung dan tidak enak hati juga kalau mau tidak terima dengan keputusan Anda.
Dia yang menerima Anda dan mau membantu Anda! Terjun membantu Anda.
Sekarang Anda mau kick dia setelah anda makmur?
- Hati – hati. Anda sedang baca artikel ini.
- Anda baca artikel ini = Anda masih didunia.
- Selama Anda masih didunia, ada yang namanya hukum karma.
Bisa jadi besok istri Anda yang ngekick anda, anak Anda yg ngebuang anda ketika sudah tua, atau mungkin bisnis yang anda sayangi ini tiba tiba mendadak jadi bangkrut.
Bijaksanalah 🙂
Saya menulis banyak artikel sepanjang hidup saya. Di beberapa artikel ada yang saya berharap orang lain menyebarkannya. Karena saya tau benefit dari artikel itu sendiri.
Artikel ini salah satu yang saya berharap dan saya pribadi meminta Anda untuk menyebarkannya. Percayalah, masalah seperti ini ada yang gak tau harus ngapain dan bagaimana (yang di posisi A). Share dari Anda mungkin bisa membantu kaum “A” menyelesaikan kasus yang tengah di alaminya 🙂
Kalau mau diinget – inget link artikelnya juga silahkan: http://AganKhalid.Com/Tusuk
Link diatas, akan mengarah ke artikel ini 🙂